pohon aren dapat dimanfaatkan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup dan dari sisi peran dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat karena pohon yang satu ini selain berfungsi sebagai tanaman konservasi, juga berfungsi sebagai tanaman produksi yang menghasilkan berbagai produk dan produk turunan yang mempunyai nilai ekonomi.
Fungsi Konservasi
Pohon aren mempunyai perakaran yang dapat mencapai kurang lebih enam meter pada kedalaman tanah dan memiliki sifat melebar keseluruh arah, hal ini tentu akan sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya erosi tanah dan longsor.
Daunnya yang cukup lebat dengan batang yang tertutup lapisan ijuk, sangat efektif menahan hempasan air hujan secara langsung kepermukaan tanah.
Fungsi Produksi
Fungsi produksi pohon aren dapat diperoleh mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah.
1. Akar
Akar pohon aren dapat diolah sehingga menghasilkan manfaat untuk pengobatan. Kandungan dari akar cabang aren adalah kalium dan silikat yang memiliki khasiat diuretika ( memperlancar buang air kecil ).
2. Batang
Batang pohon aren mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini bisa dipergunakan sebagai papan, kasau atau dibuat menjadi tongkat, bagi para petani biasanya juga dibuat untuk gagang cangkul. Batangnya jika dibelah memanjang dan dibuang empulurnya maka bisa digunakan sebagai talang atau saluran air. Batang yang keras digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan ada pula yang digunakan sebagai bahan bangunan. Batang bagian dalam dapat menghasilkan sagu sebagai sumber karbohidrat yang dipakai sebagai bahan baku dalam pembuatan roti, soun, mie dan campuran pembuatan lem. Sedangkan ujung batang yang masih muda (umbut) yang rasanya manis dapat digunakan sebagai sayur mayur. Bagian dalamnya dapat ditumbuk untuk diolah agar dapat menghasilkan sagu, meski kualitasnya masih kalah oleh sagu rumbia. Dari bagian empulur atau gumburnya dapat diambil sari patinya untuk kemudian dibuat menjadi makanan terutama sebagai bahan bihun (mie putih).
3. Daun
Sebagaimana nipah dan rumbia, daun pohon aren juga biasanya digunakan sebagai bahan atap rumah rakyat. Pada umumnya masih banyak dijumpai pada desa-desa adat yang sangat kental dengan konsep hukum alam dengan menjaga kelestarian sumber daya alam secara alamiah. Pucuk daunnya yang masih kuncup (janur) juga dipergunakan sebagai daun rokok, yang dikenal pasar sebagai daun kawung. Lembar-lembar daunnya di Jawa Barat biasa digunakan sebagai pembungkus barang dagangan, misalnya gula aren atau buah durian. Lembar-lembar daun ini pun kerap dipintal menjadi tali dan sebagai tutup botol pengganti gabus, sementara dari lidinya dihasilkan barang anyaman sederhana dan sapu lidi.
4. Bunga
Tangkai bunga jantan bila dipotong akan menghasilkan cairan berupa nira yang mengandung zat gula dan dapat diolah menjadi gula aren atau minuman tuak . Dari bunga jantan pohon aren inilah dihasilkan nira yang kemudian diolah untuk menghasilkan gula aren batok dan gula semut, sementara bunga betina berkembang menjadi buah.
5. Buah
Buah pohon aren yang dihasilkan dari bunga betina, dikenal dengan nama kolang-kaling. Meskipun getahnya sangat gatal, kolang-kaling ini sering diolah untuk berbagai macam panganan, bisa sebagai campuran es, bisa dibuat menjadi manisan kolang kaling atau dapat juga dimasak sebagai kolak.
6. Kulit atau Cangkang Buah
Kulit Buah (cangkang buah) yang sudah dikeluarkan isinya (kolang-kaling), bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik, dengan cara menumpukkan di bawah pohon lebih kurang selama 2 minggu. Kulit buah yang sudah direbus ini akan sangat cepat mengurai dengan bantuan bakteri pengurai sehingga dalam waktu 2 minggu sudah berfungsi sebagai pupuk organik yang dapat dikembalikan kepada alam untuk menambah unsur hara tanaman.
7. Tangkai Malai
Tangkai malai dapat dijadikan pengganti kayu bakar atau suluh (bahasa sunda). Tangkai malai yang sudah diambil buahnya, terlebih dahulu dikeringkan dengan cara menjemur hingga kadar air sangat rendah, untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar untuk memasak.
8. Ijuk
Seperti halnya daun, ijuk dari pohon aren pun dapat dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk ini cukup kuat, awet dan tahan digunakan di air laut. Ijuk dapat pula digunakan sebagai bahan atap rumah, yang masih banyak dijumpai pada desa hukum adat, bisa juga pembuat sikat dan sapu ijuk. Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan serat yang kuat dan tahan lama untuk dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar.
Makna Filosofi Hidup Dari Pohon Aren
Sungguh tak ternilai yang dihasilkan oleh sebatang pohon aren, bayangkan saja semua bagian tubuhnya mempunyai nilai ekonomi, memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Memperhatikan filosofi pohon aren dan azas manfaat yang dihasilkannya, memberikan gambaran dan ajakan yang sangat tepat agar manusia bisa belajar dan memaknai hidup seperti pohon aren. Artinya dalam menjalani hidup tidak membuat dan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan dalam bentuk apapun akan tetapi sebaliknya, harus mampu menjaga dan memberikan kelestarian terhadap lingkungan.
Bercermin pada batang yang tumbuh tegap menjulang tinggi dan banyak hasil, maka pohon aren dapat dijadikan sebagai simbol jiwa yang kuat, kokoh, beradab dan kaya akan manfaat. Maksud Kuat, kokoh dan beradab disini adalah mampu mengayomi masyarakat kecil yang lemah atau yang kurang beruntung di wilayah sekitarnya dan bukan sebaliknya, mentang-mentang kuat maka semena-mena untuk menindas sesama atau menghimpit dan menekan masyarakat yang lemah. Kaya akan manfaat disimbolkan dengan mempunyai penghasilan yang banyak alias “kaya” akan tetapi tidak kikir dan pelit karena apa yang dia miliki digunakan untuk bisa memberi manfaat positif bagi yang membutuhkannya.
Satu hal yang paling menarik adalah sebatang pohon aren tidak pernah marah ketika orang mengambil bagian tubuhnya untuk dimanfaatkan dalam keberlangsungan hidup orang tersebut. Hal ini melambangkan dan mengajarkan manusia agar tidak protes jika telah bekerja keras, namun hasil kerja keras tersebut dimanfaatkan oleh orang yang lebih membutuhkan. Ingat prinsip memberi “Bekerja untuk memberi” bukan bekerja untuk hidup karena kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang lain yang membutuhkan, bukan untuk dinikmati sendiri, contoh bekerja keras untuk diberikan kepada anak, orang tua, saudara, tetangga dan orang-orang yang membutuhkan disekeliling kita.
Filosofi pohon aren, menggambarkan bahwa sesungguhnya pohon aren merupakan pohon terkaya dibandingkan dengan pohon lainnya, akan tetapi kehidupannya mencerminkan kesederhanaan, dia masih tetap sabar walau ijuk nya diambil, buah nya dipetik, niranya disadap, daun tuanya ditebas, ternyata hal ini tidak membuatnya menjadi miskin dan menderita. Makna filosofi hidup pohon aren ini, sangat layak diterapkan dalam kehidupan kita sebagai manusia yang dikaruniai akal, pikiran dan otak.
Pembelajaran disisi lain, pohon aren menghasilkan 2 (dua) macam bunga, yaitu bunga jantan menghasilkan nira dan bunga betina menghasilkan buah, tentu buah ini menghasilkan biji yang biasa kita sebut kolang kaling dan menghasilkan multifungsi (bahan kolak, bahan manisan, bahan minuman bajigur, dan lain-lain). Jika nira disadap dan buah aren diambil untuk kolang kaling, toh pohon aren tetap diakui sebagai pohon penghasil nira dan kolang kaling. Nah….Ibarat seorang pimpinan, bagaimana agar hidup dapat memberikan dampak positif terhadap anak buah, atasan dan orang lain disekelilingnya. Seorang pimpinan jangan mempermasalahkan posisi atau jabatannya, tapi tunjukkanlah hal yang memberikan pengaruh, motivasi dan inspirasi kepada bawahan dan orang lain.
Sumber : http://disbun.jabarprov.go.id/index.php/artikel/detailartikel/77
No comments:
Post a Comment